Bahasa di Provinsi Nusa Tenggara Timur
72 Bahasa

 
Abui   Bahasa Abui (Aboa) dituturkan di Desa Dede Kadu, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, masyarakat di sebelah timur dan selatan Desa Dede Kadu merupakan penutur bahasa Kolon.
Adang   Bahasa Adang dituturkan oleh masyarakat di Kelurahan Adang, Desa Alor Kecil, Alor Besar, Ampera, Aimoli, Alila, Otvai, Ternate, Ternante Selatan, Alila Selatan, Pulau Buaya, Hulnani, O’a Mate, Ala’ang, Lefokisu, Bampalola, Lewalu, Kecamatan Alor Barat Laut dan Desa Adang Buom, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Adang merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 98%—100% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, misalnya bahasa Abui, Kabola, Kui, dan Hamap. 
Alor   Bahasa Alor dituturkan di Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Bahasa Alor terdiri atas tiga dialek, yaitu (1) dialek Nlauta yang dituturkan di Desa Mauta, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor; (2) dialek Tubbe yang dituturkan di Desa Tude, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor; dan (3) dialek Lamma yang dituturkan di Desa Kalondama, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor.
Anakalang   Bahasa Anakalang ialah bahasa yang dituturkan di Kecamatan Katiku Tana dan Walakaka, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT. Bahasa Anakalang terdiri atas tiga dialek, yaitu (1) dialek Kabela Wuntu yang dituturkan di Desa Kabela Wuntu, Kecamatan Katiku Tana; (2) dialek Lenang yang dituturkan di Desa Lenang, Kecamatan Katiku Tana; dan (3) dialek Prai Bakul yang dituturkan di Desa Prai Bakul.
Bajo   Di Provinsi NTT, bahasa Bajo dituturkan di Desa Nebe, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Bajo berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Sikka di sebelah timur, barat, dan selatan serta wilayah tutur bahasa Muhang (Muhan) di sebelah utara. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Bajo merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Sikka dan Lio. 
Bajo Delang   Bahasa Bajo Delang dituturkan di dusun Delang, Desa Tiwatobi, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT. Bahasa Bajo Delang secara khusus dituturkan oleh masyarakat etnik Bajo yang merupakan penduduk minoritas, di samping etnik Lamaholot yang mayoritas. Masyarakat Bajo tersebut mendiami wilayah pantai.
Batu   Bahasa Batu dituturkan di Desa Batu, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, di sebelah barat Desa Batu dituturkan bahasa Teiwa, di sebelah utara dituturkan bahasa Alor, dan di sebelah selatan dituturkan bahasa Kaera. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Batu merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 90%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain di sekitarnya, misalnya bahasa Adang, Alor, Blagar, Hamap, dan Deing
Blagar   Bahasa Blagar dituturkan di Desa Batu, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Bahasa Blagar dituturkan juga di Desa Ombay, Nule, Tereweng, dan Toang.
Buna   Bahasa Buna (Bunak) dituturkan di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen dan Desa Rainawe, Kecamatan Kobalima, KabupatenMalaka,Provinsi NTT. Bahasa Buna (Bunak) banyak dituturkan di luar Desa Rainawe, seperti di Desa Lakekun Utara, Lakekun Barat, Lakekun, Litamali, Sisi, Babulu, dan Babulu Selatan. Sementara itu, bahasa lain yang juga dituturkan di Desa Rainawe ialah bahasa Kemak dan Tetun. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Bunak merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 97—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya bahasa Kemak dan Tetun. 
Dawan   Bahasa Dawan (Timor) dituturkan di Kabupaten Kupang, Kabupaten Ambenu, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Penutur bahasa Dawan (Timor) berbeda-beda dalam menyebut bahasa yang mereka gunakan. Di Desa Camplong I, Oenoni, dan Teunbaun, bahasa Dawan (Timor) disebut sebagai bahasa Timor Dawan; di Desa Bipolo, Hauteas, Abani, dan Oepliki disebut sebagai bahasa Timor Naikono; di Desa Tetaf dan Manufui disebut sebagai bahasa Timor; di Desa Sallu dan Manunain disebut sebagai bahasa Dewan; di Desa Netpala, Nenas, Bijeli, Nobi-Nobi, Lotas, dan Lilo disebut sebagai bahasa Dawan.
Deing   Bahasa Deing dituturkan di Desa Muriabang, Kecamatan Pantar Tengah, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Deing berbatasan dengan wilayah tutur  bahasa Teiwa di sebelah timur, dengan wilayah tutur  bahasa Baranusa (Alor) di sebelah barat, dengan wilayah tutur  bahasa Nedebang  di sebelah utara, serta dengan wilayah tutur  bahasa Mauta dan bahasa Alor dialek Nlauta) di sebelah selatan. Berdasarkan penghitungan dialektometri, bahasa Deing merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain yang ada di NTT, misalnya bahasa Alor, Kabola, Kolana, dan Dulolong.
Dulolong   Bahasa Dulolong dituturkan di Desa Dulolong, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Dulolong berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Adang di sebelah timur, barat, dan utara, sedangkan di sebelah selatan Desa Dulolong ialah laut. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Dulolong merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan sebesar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya,misalnya bahasa Alor, Hamap, Kaera, dan Kiraman.
Gaura   Bahasa Gaura dituturkan di Desa Gaura, Kecamatan Lamboya Barat, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Gaura berbatasan dengan wilayah tutur  bahasa Sumba Barat dialek Lamboya di sebelah timur, dengan wilayah tutur  bahasa Sumba Barat dialek Kodi di sebelah barat, dan dengan wilayah tutur   bahasa Sumba Barat dialek Wewewa di sebelah utara. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Gaura merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, misalnya bahasa Anakalang, Lamboya, dan Wanukaka. 
Hamap   Bahasa Hamap dituturkan di Desa Moru, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Penutur bahasa ini tinggal di wilayah pesisir, ± 1 km dari pantai dengan kondisi geografis berupa dataran.
Helong   Bahasa Helong dituturkan di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang; di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang; dan di Desa Uitao, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT. Bahasa Helong yang dituturkan di wilayah-wilayah tersebut sama dengan bahasa Helong yang dituturkan di desa-desa lain di Pulau Semau, Provinsi NTT.
Hewa   Bahasa Hewa (beberapa penutur menyebutnya dengan bahasa Krowin) dituturkan di Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penutur, di sebelah barat wilayah tutur bahasa Hewa berbatasan dengan wilayah penutur bahasa Muhan, sedangkan di sebelah timurnya berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Lamaholot (yaitu di Desa Nawakote). Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Hewa merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa lain, misalnyabahasa Muhan dan Lamaholot.
Kabola   Bahasa Kabola dituturkan di Desa Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Bahasa Kabola dituturkan oleh masyarakat Kabola dan sebagian kecil dari masyarakat Dulolong. 
Kaera   Bahasa Kaera dituturkan di Desa Kaleb, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Kaera berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Deing di sebelah barat dan wilayah tutur bahasa Teiwa di sebelah utara. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Kaera merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya bahasa Alor, Deing, Teiwa, dan Hamap. 
Kafoa   Bahasa Kafoa dituturkan di Desa Wolwal, Wolwal Barat, Wolwal Tengah, Wolwal Selatan, dan Probur di Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. 
Kalela   Bahasa Kalela (Kawela) dituturkan di Kecamatan Atadei dan Kecamatan Naga Wutung, Kabupaten Lembata Flores Timur, Provinsi NTT. Bahasa Kalela terdiri atas tiga dialek, yaitu (1) dialek Katakeja (Kalikasa) yang dituturkan di Desa Katakeja, Kecamatan Atadei; (2) dialek Lerek yang dituturkan di Desa Lerek, Kecamatan Atadei; dan (3) dialek Boto (Labalimut) yang dituturkan di Desa Boto (Labalimut), Kecamatan Naga Wutung.
Kamang   Bahasa Kamang dituturkan di Desa Waisika, Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Kamangberbatasan dengan wilayah tutur bahasa Kula (bahasa Kulatera) dan Kolana di sebelah timur, bahasa Abui (Aboa) di sebelah barat, serta bahasa Abui (Aboa) dan Kiraman di sebelah selatan.
Kambera   Bahasa Kambera dituturkan di Desa Rindi, Kecamatan Rindi Umalu;  Desa Kambata Bundung, Kecamatan Kahaungu Eti; dan Desa Lumbu Manggit, Kecamatan Wulla Waijelu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi NTT. Bahasa Kambera terdiri atas dua dialek, yaitu (1) dialek Rindi dengan wilayah pakai di Desa Rindi, Kecamatan Rindi Umalu dan Desa Kambata Bundung, Kecamatan Kahaungu Eti serta (2) dialek Lumbu Manggit dengan wilayah pakai di Desa Lumbu Manggit, Kecamatan Wulla Waijelu.
Kambera Pandawai   Bahasa Kambera Pandawai dituturkan di Desa Lambanapu, Kecamatan Kambera; Desa Rambangaru, Kecamatan Haharu; dan Desa Wangga Mbewa, Kecamatan Paberiwai, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi NTT. Bahasa Kambera Pandawai terdiri atas dua dialek dengan persentase perbedaan 51-54,88%. Kedua dialek itu ialah (1) dialek Lambanapu yang dituturkan di Desa Lambanapu, Kecamatan Kambera serta (2) dialek Rambangrawu yang dituturkan di Desa Rambangaru, Kecamatan Haharu dan di Desa Wangga Mbewa, Kecamatan Paberiwai.
Kedang   Bahasa Kedang dituturkan di Desa Leuwayang, Desa Tiba, dan Desa Walangsawah, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT. Berdasarkan penghitungan dialektometri, bahasa Kedang terdiri atas dua dialek dengan persentase perbedaan 69—71%. Kedua dialek itu ialah  (1) dialek Leuwayang yang dituturkan di Desa Leuwayang serta (2) dialek Tiba-Walangsawah yang dituturkan di Desa Tiba dan di Desa Walangsawah, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Flores Timur.
Kemak   Bahasa Kemak dituturkan di Desa Umaklaran, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Provinsi NTT. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Kemak merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Buna (Bunak), Dawan, dan Tetun. 
Kiraman   Bahasa Kiraman dituturkan di Desa Padang Alang, Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Kiraman berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Kamang di sebelah timur dan utara dan wilayah tutur bahasa Abui (Aboa) di sebelah barat. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Kiraman merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Abui (Aboa), Kui, dan Kamang. 
Klamu   Bahasa Klamu dituturkan di Desa Kabir, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Desa Kabir didiami oleh dua etnik, yaitu etnik Klamu yang menjadi etnik mayoritas (± 80%) dan etnik Bittang (± 20%).Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Klamu merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, misalnya bahasa Alor, Kolana, Kabola, dan Kiraman. 
Klon   Bahasa Klon dituturkan di Desa Probur, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Pulau Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Klon yang ada di Desa Probur berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Abui (Aboa) di sebelah selatan dan timur, wilayah tutur bahasa Kui di sebelah barat, dan wilayah tutur bahasa Kabola di sebelah utara. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Klon merupakan sebuah bahasa-bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Abui (Aboa), Kolana, Kabola, dan Kui.
Kodi   Bahasa Kodi dituturkan di Kecamatan Kodi, Kodi Utara, Kodi Bangedo, dan Kodi Balaghar di Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi NTT. 
Kolana   Bahasa Kolana dituturkan di Desa Kolana Utara, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Kolana berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Langkuru di sebelah selatan, wilayah tutur bahasa Sawili di sebelah timur, dan wilayah tutur bahasa Waisika (Kamang) di sebelah barat. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Kolana merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Alor, Deing, Kabola, dan Kolana. 
Komodo   Bahasa Komodo dituturkan di Desa Komodo, Pulau Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT. Bahasa Komodo juga dituturkan di Pulau Rinca dan Desa Warloka.
Kui   Bahasa Kui dituturkan di Desa Prai Bakul, Kecamatan Haharu, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Kui merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Alor dan Dulolong. 
Kulatera   Bahasa Kulatera dituturkan di Desa Tanglapui, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Kulatera di Desa Tanglapui berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Sawila di sebelah timur, dengan wilayah tutur bahasa Wersing di sebelah utara dan Barat, dan dengan wilayah tutur bahasa Kamang di sebelah selatan.
Labala   Bahasa Labala dituturkan oleh etnik Labala yang tinggal di Desa Lewo Raja, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT. Bahasa Labala juga dituturkan di Desa Pantai Harapan dan Desa Atakera.
Lamaholot   Bahasa Lamaholot dituturkan di Desa Ratulodong, Desa Sinarhadigala, Desa Ile Padung, dan Desa Paingnapang, Kecamatan Tanjung Bunga; di Desa Pululera, Desa Boru, Desa Lewoingu, Desa Tanah Lein, Desa Lemanu, Pamakayo, dan Desa Watobuku, Kecamatan Solor Timur; di Desa Wulublolong dan Desa Watobuku, Kecamatan Naga Wutung; di Desa Pasir Putih, Desa Oringbele, Desa Tapobali, Desa Lamawolo; dan Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape; di Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape; di Desa Kenotan, Desa Hoko Horowura, Desa Lamalera A/B, Kampung Mulankera, dan Desa Leworaja.
Lamatuka   Bahasa Lamatuka dituturkan oleh etnik Ruing yang tinggal di Desa Lamatuka, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, bahasa Lamatuka juga dituturkan di beberapa desa disekitarnya, antara laindi sebelah timur Desa Lamatuka, yaitu Desa Lerahingah; di sebelah barat, yaitu Desa Baopanah; di sebelah utara, yaitu Desa Harakewah; dan di sebelah selatan, yaitu Desa Banitoba. Bahasa Lamatuka merupakan bahasa yang berbeda dengan bahasa yang ada disekitarnya. Berdasarkan penghitungan dialektometri, persentase perbedaan bahasa Lamatuka dengan bahasa Lewuka sebesar 86% dan dengan bahasa Labala sebesar 88%. 
Lamboya   Bahasa Lamboya dituturkan di Desa Kabu Karudi, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT. Mayoritas penutur bahasa Lamboya yang tinggal di Desa Kabu Karudi ialah etnik Welawa. Menurut pengakuan penutur, bahasa Lamboya juga dituturkan di desa yang ada disekitar Kabu Karudi, yaitu di Desa Rajaka yang berada di sebelah timur; Desa Welibo yang berada di sebelah barat; Desa Sodana yang berada di sebelah utara; Desa Ringu Rara yang berada di sebelah selatan; serta Desa Laboya Dete. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Lamboya merupakan sebuah bahasa jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya dengan persentase perbedaan di atas 81%, misalnya dengan bahasa Wewewa dan bahasa Wanukaka.
Lewuka   Bahasa Lewuka dituturkan oleh etnik Lewuka di Desa Belabao, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT. Bahasa Lewuka juga dituturkan di Desa Udak Melomata, Senaki, dan Bakaor. Penghitungan dialektometri menunjukkan persentase perbedaan antara bahasa Lewuka dengan bahasa Lamatuka sebesar 86% dan dengan bahasa Labala sebesar 90%. 
Lio   Bahasa Lio dituturkan oleh etnik Lio yang tinggal di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi NTT. Berdasarkan penghitungan dialektometri, terdapat perbedaan pada tingkat wicara/subdialek/dialek, yaitu berkisar 21,88—79,63% dari isolek-isolek yang dibandingkan. Bahasa Lio terdiri atas tujuh dialek, yaitu (1) dialek Paga-Nita, (2) dialek Mau Basa-Ropa, (3) dialek Nggela-Wolomage-Ngalupolo, (4) dialek Fataatu-Wololelea-Tou, (5) dialek Watunggere,(6) Dialek Ende, dan (7) dialek Nage.
Lona   Bahasa Lona dituturkan di Desa Kolana Selatan di Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. 
Lura   Bahasa Lura dituturkan di Kelurahan Airmata, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Lura di Kelurahan Airmata berbatasan dengan wilayah-wilayah tutur bahasa Indonesia atau bahasa Melayu Kupang. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Lura merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, misalnya bahasa Futulea dan Helong. 
Mambora   Bahasa Mambora dituturkan di Desa Wee Ndawa Timur, Kecamatan Laratama, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Mambora merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas81% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Gaura dan bahasa Anakalang. 
Manggarai   Bahasa Manggarai dituturkan di Desa Tangge, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat; di Desa Golo Meni, Desa Mukun (Pong Bali), Desa Mbengan, Kecamatan Kota Komba; di Desa Nanga Mejedan Desa Langga Sai, Kecamatan Elar Selatan; dan di Desa Gising (Elar Selatan), Golo Linus, dan Sangan Kalo, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT.
Manulea   Bahasa Manulea dituturkan di Desa Manulea, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka, Pulau Timor, Provinsi NTT. Mayoritas etnik di desa itu ialah etnik Klau Asa. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Manulea berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Dawan di sebelah timur, barat, dan utara. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Tetun. Berdasarkan penghitungan dialektometri, bahasa Manulea merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Tetun, Dawan, dan Adang. 
Melayu   Persebaran bahasa Melayu sangat luas di Indonesia, seperti di Provinsi Sumatra Utara, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bali, Ternate, Riau, Ambon, Manado, NTB, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Di Provinsi NTT, bahasa Melayu dituturkan,antara lain, di Kelurahan Solor, Kecamatan Kota Lama, Kotamadya Kupang; Kelurahan Pohon Sirih, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur; Kelurahan Weri, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek-isolek Melayu yang dituturkan di Kupang, Larantuka (Nagi), dan Wure berada pada tingkat beda dialek dengan persentase perbedaan sebesar 51%—80%. 
Nage   Bahasa Nage dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di Desa Natanage, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT. Bahasa Nage dituturkan juga di Desa Olakile dan Desa Nata Nage Timur. Desa Nata Nage berada di pedalaman yang berbukit. Secara keseluruhan penduduk Nata Nage berjumlah 3.250 jiwa, sedangkan penuturnya berjumlah 3.000 orang. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Nage merupakan bahasa tersendiri dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Rembong dan bahasa So’a. 
Namut   Bahasa Namut dituturkan di Desa Wolomeze, Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada, NTT. Desa ini terletak di pedalaman, ±25 km dari pantai, dan struktur tanahnya bergunung dan berbukit. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Namut di Desa Wolomeze berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Mbay di sebelah timur, wilayah tutur bahasa Manggarai di sebelah barat, wilayah tutur bahasa Wangka (bahasa Riung dialek Wangka) di sebelah utara, dan berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Soa (Nimamanu) di sebelah selatan. Berdasarkanpenghitungan dialektometri, isolek Namut merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81%jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Manggarai, Ngada, Riung, dan Ndora.
Ndao   Bahasa Ndao, antara lain, dituturkan di Desa Ndaonuse, Pulau Ndao, Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT. Wilayah Desa Ndao Nuse meliputi dua pulau, yaitu Pulau Ndao dan Pulau Nuse (di sebelah timur). Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Ndao di sebelah timur berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Rote. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Ndao merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Raijua dan Rote.           
Ndora   Bahasa Ndora dituturkan di Desa Ulupulu, Kecamatan Nanga Roro, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Provinsi NTT. Berdasarkan penghitungan dialektometri, bahasa Ndora merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Namut, Riung, So’a, dan Ngada. 
Nedebang   Bahasa Nedebang dituturkan di Desa Bandar, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Bahasa Nedebang dituturkan juga di Desa Baolang.
Ngada   Bahasa Ngada dituturkan di Desa Bomari dan Desa Ngina Mann, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Provinsi NTT. Di Kecamatan Bajawa, bahasa Ngada juga dituturkan di daerah-daerah sekitar Desa Bomani.
Omesuri   Bahasa Omesuri dituturkan di Desa Nilanapo, Kecamatan Omesuri dan Desa Seranggorang, Kecamatan Lebatukan, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk di Desa Nilanapo, bahasa yang mereka gunakan ialah bahasa Atanila, sedangkan menurut pengakuan penduduk di Desa Seranggorang, Kecamatan Lebatukan, bahasa yang mereka gunakan ialah bahasa Leragere (Lodo Blolong). Berdasarkan penghitungan dialektrometri, persentase perbedaan antara kedua isolek tersebut sebesar 62,78%. Selanjutnya, nama dialek tersebut didasarkan pada pengakuan penduduk, yaitu dialek Atanila dan dialek Leragere (Lodo Blolong). Untuk yang terakhir, penduduk cenderung menggunakan sebutan Leragere.
Palu e   Bahasa Palu’e dituturkan di Desa Nitunglea dan Desa Maluriwu, Kecamatan Palu’e Kabupaten Sikka, Pulau Palu’e, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, daerah sekitar dua desa itu juga menggunakan bahasa Palu’e. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek-isolek yang digunakan di kedua desa tersebut masih merupakan bahasa yang sama dengan persentase perbedaan sebesar 29,66%. Hal ini berarti tingkat perbedaan kedua isolek tersebut pada tingkat perbedaan wicara. Isolek Palue merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Sikka dan Kedang. 
Pura   Bahasa Pura dituturkan di Desa Kabela Wuntu, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, Pulau Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Pura berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Muraseli di sebelah timur, wilayah tutur bahasa Pantar di sebelah barat dan utara, dan wilayah tutur bahasa Kalong di sebelah selatan. Berdasarkan penghitungan dialektometri, bahasa Pura merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Tabundung, Wanokaka, dan Wewewa (Wejewa). 
Raijua   Bahasa Raijua dituturkan di Desa Bolua, Kecamatan Raijua, Pulau Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi NTT. Secara geografis, desa Bolua merupakan daerah pengunungan. Menurut pengakuan penduduk, di sebelah timur Desa Bolua ialah Desa Ledeke dan di sebelah barat ialah Desa Ballu dan Desa Kolorae. Di ketiga desa itu juga ditururkan bahasa Raijua. Berdasarkan penghitungan dialektometri, persentase perbedaan  bahasa Raijua dengan bahasa-bahasa di sekitarnya ialah di atas 81%, misalnya dengan bahasa Sabu, Rote, dan Ndao. 
Retta   Bahasa Retta dituturkan di Dusun Retta, Desa Pura Selatan, Kecamatan Pulau Pura, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Bahasa Retta juga dituturkan di Desa Ternate dan Ternate Selatan, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi NTT.
Riung   Bahasa Riung dituturkan di Kelurahan Benteng Tengah dan Desa Wangka, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada; di Desa Golo Meni Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai; dan di Desa Kolang, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT.
Rongga   Bahasa Rongga dituturkan di Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT. Di sebelah timur Desa Komba, yaitu di Desa Watu Nggene dan di sebelah selatan Desa Komba, yaitu di Desa Bamo juga dituturkan bahasa Rongga. Sementara itu, di sebelah barat dan utara Desa Komba dituturkan bahasa Kolor. Berdasarkan penghitungan dialektometri, bahasa Rongga merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Nage dan Rembong.  
Rote   Bahasa Rote dituturkan di Desa Londalusi, Kecamatan Rote Timur; di Desa  Olafulihaa, Kecamatan Pantai Baru; di Desa Maubesi Kecamatan Rote Tengah; di Desa Mokdale, Kecamatan, Lobalain; di Desa Oelua dan Oenitas, Kecamatan Rote Barat; dan di Desa Meoain, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote, Provinsi NTT.
Sabu   Bahasa Sabu dituturkan di Desa Tanajawa Mesara, Kecamatan Hawu Mehara; di Desa Raemude dan Desa Mebba, Kecamatan Sabu Barat;dan di Desa Limagque, Ey Madake dan Ledeke, Kecamatan Sabu Timur, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi NTT.
Sar   Bahasa Sar dituturkan oleh masyarakat di Desa Nule, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor,  Provinsi Nusa Tenggara Timur.  Menurut Pengakuan penduduk, di sebelah timur Desa Nule, yaitu desa Kaleb dituturkan bahasa Teiwa/Tewa; di sebelah barat yaitu Desa Tamakh dituturkan bahasa Deing; di sebelah utara berupa gunung, dan di sebelah selatan berupa Laut Nule.
Sawila   Bahasa Sawila dituturkan di Desa Kolana Utara, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Bahasa Sawila juga dituturkan di Desa Mausamang, Elok, Maritaing, dan Kolana Selatan. Di Desa Kolana Utara dituturkan juga bahasa Wersing. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Sawila merupakan bahasa tersendiri jika dibandingkan dengan bahasa-bahasalain, misalnya dengan bahasa Teiwa dan dengan bahasa Wersing dengan persentase perbedaan di atas 81%. 
Sikka   Bahasa Sikka dituturkan di  Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura; di Desa Nebe, Kecamatan Talibura; di Desa Ojang, Kecamatan Talibura; di Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang; di Desa Nale Urung, Kecamatan Maumere; di Desa Nitakloang, Kecamatan Nita; dan di Desa Lela, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka. Bahasa Sikka terdiri atas empat dialek, yaitu (1) dialek Darang Gunug yang dituturkan di Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, (2) dialek Nebe yang dituturkan di Desa Nebe, Kecamatan Talibura, (3) dialek Ojang yang dituturkan di Desa Ojang, Kecamatan Talibura, dan (4) dialek Klowe yang dituturkan di empat desa, yaitu Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang; Desa Nale Urung, Kecamatan Maumere; Desa Nitakloang, Kecamatan Nita; serta Desa Lela Kecamatan Lela.
So a   Bahasa So’a dituturkan di Desa Turaloa, Kecamatan Wolomeze; di Desa Loa, Kecamatan So’a; di Desa Keligejo, Kecamatan Aimere; di Desa Mbaenuamuri, Kecamatan Keo Tengah; di Desa Nata Nage, Kecamatan Boawae; dan di Desa Lape, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ngada, Provinsi NTT.
Sumba Barat   Bahasa Sumba Barat dituturkan di Desa Dede Kadu, Kecamatan Loli; di Desa Bondo Kodi, Kecamatan Kodi; di Desa Karuni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya; di Desa Tana Keke, Kecamatan Wewewa Selatan; di Desa Kabu Karudi, Kecamatan Lamboya; di Desa Kalembu Ndara Mane, Kecamatan Wewewa Timur; dan di Desa Malata, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT.
Tabundung   Bahasa Tabundung dituturkan di Desa Billa, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Tabundung berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Kambera di sebelah utara. Di sebelah timur, utara, dan selatan Desa Billa juga merupakan wilayah tutur bahasa Tabundung. Berdasarkan penghitungan dialektometri, bahasa Tabundung merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa Kambera dan Kambera Pandawai. 
Teiwa   Bahasa Teiwa dituturkan di Desa Kaleb, Kecamatan Pantar Timur, pulau Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Teiwa berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Kaera di sebelah timur, wilayah tutur bahasa Deing di sebelah barat, dan wilayah tutur bahasa Nedebang di sebelah utara.Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Teiwa merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa Alor dan Retta.
Tetun   Bahasa Tetun dituturkan oleh sebagian besar penduduk di Desa Lakekun, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT. Menurut pengakuan penduduk, di sebelah timur, barat, dan selatan Desa Lakekun juga merupakan wilayah tutur bahasa Tetun. Sementara itu, di sebelah utara Desa Lakuken merupakanwilayah tutur bahasa Dawan. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Tetun merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas81% jika dibandingkan dengan bahasa Bunak dan Dawan.
Tewa   Bahasa Tewa dituturkan di Desa Madar, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Bahasa Tewa juga dituturkan di Desa Lebang, Tamalabang, Boweli, dan Lekom. Menurut pengakuan penutur, di sebelah timur Desa Madar, yaitu Desa Boweli, juga dituturkan bahasa Tewa. Sementara itu, di sebelah barat Desa Madar, yaitu Desa Balong, ada yang menuturkan bahasa Nedebang. Penutur bahasa Tewa berjumlah kurang lebih 400 jiwa yang  sebagian besar merupakan suku Tewa. Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Tewa merupakan bahasa tersendiri dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan-bahasa bahasa lain, misalnya dengan bahasa Blagar dan bahasa Sawila. 
Wanukaka   Bahasa Wanukaka (Wanokaka) dituturkan di Desa Tara Manu, Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT. Penutur bahasa Wanukaka (Wanokaka)juga tersebar di beberapa desa lain di sekitarnya, yaitu di sebelah timur Desa Tara Manu, yaitu Desa Hupu Mada; di sebelah barat, yaitu Desa Praibakul; di sebelah utara, yaitu Desa Katikuloku; dan di sebelah selatan, yaitu Desa Wehura. Bahasa Wanukaka (Wanokaka) juga dituturkan di Desa Mamado dan Pahola. Selain Bahasa Wanukaka (Wanokaka), di desa ini juga dituturkan bahasa Ruwa.Berdasarkan penghitungan dialektometri, bahasa Wanukaka (Wanokaka) di Kabupaten Sumba Barat memiliki perbedaan sebesar di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasadi sekitarnya, misalnya dengan bahasa Wewewa dan Laboya. 
Wersing   Bahasa Wersing (Kolana) (Wirasina) dituturkandi Desa Kolana Utara, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Bahasa Wersing (Kolana) (Wirasina) dituturkan juga di desa Maritaing, Maisamang, Elok, dan Kolana Selatan. Bahasa lain yang dituturkan di Desa Kolana Utara ialah bahasa Sawila.
Wewewa   Bahasa Wewewa (Wejewa) dituturkan oleh etnik Daparoka dan Benjelo di Desa Mata Pyawu, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi NTT. Bahasa ini dituturkan juga di sekitar Desa Mata Pyawu, yaitu di Desa Weelimbudaramane, Desa Weelimma dan Desa Tematana.Sementara itu, di sebelah timur Desa Mata Pyawu, yaitu Desa Sobawawi dituturkan bahasa Loli. Berdasarkan penghitungan dialektometri, bahasa Wewewa (Wejewa) berbeda dengan bahasa-bahasadi sekitarnya dengan persentase perbedaan di atas 81%, misalnya dengan bahasaAbui (Aboa), Anakalang, Wanukaka, Gaura, dan Kambera.

Peta Bahasa di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Klik pada gambar untuk memperbesar