|
Bahasa Mandarin Ampenan yang ada di Provinsi NTB dituturkan oleh masyarakat yang berada di Kampung Cina, Kelurahan Ampenan Tengah. Dari segi etnik dan penamaan bahasa, etnik Tionghoa yang berada di Kampung Cina tersebut menyebut bahasa yang mereka gunakan sebagai bahasa Mandarin atau Tionghoa, bukan sebagai bahasa Cina. Menurut mereka, bahasa Cina terdengar lebih kasar jika dibandingkan dengan bahasa Mandarin atau Tionghoa.
Berdasarkan penghitungan dialektometri, bahasa Mandarin Ampenan merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dibandingkan dengan bahasa Sasak, bahasa Sumbawa (Samawa), dan bahasa Bima (Mbojo). Isolek Mandarin Ampenan juga merupakan bahasa yang berbeda dengan bahasa Mandarin di DKI Jakarta dengan persentase perbedaan sebesar 88,75%.
|