Bahasa Jawa
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    
 

Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang paling banyak dituturkan masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa. Bahasa Jawa di Pulau Jawa dituturkan oleh etnik Jawa yang di antaranya tinggal di Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten. Selain dituturkan di Pulau Jawa, bahasa ini juga memiliki sebaran di beberapa wilayah Indonesia lainnya, seperti Lampung, Aceh, Riau, Kepulauan Riau (Kepri), Bengkulu, Jambi, Bali, NTB, Kalimantan Timur, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Bahkan bahasa Jawa juga dituturkan di luar Indonesia.Bahasa Jawa yang dituturkan di Provinsi DIY merupakan bahasa Jawa dialek Solo-Yogya. Dialek Solo-Yogya menyebar di seluruh DIY.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Jawa yang dituturkan di Solo dan Yogya dibandingkan dengan bahasa Jawa yang terdapat di wilayah lainnya di Indonesia memiliki perbedaan dialek dan subdialek. Bahasa Jawa di Solo dan Yogya memiliki perbedaan dialek dengan Bahasa Jawa di Provinsi Riau (Kabupaten Indragirihulu), Provinsi Aceh, Provinsi Kalimantan Selatan, Lampung, Provinsi Jambi, Provinsi Bali (Kabupaten Buleleng), Provinsi Bengkulu (Kabupaten Rejang Lebong), Provinsi Sumatra Utara, Provinsi NTB, dan Provinsi Sulawesi Utara dengan persentase perbedaan berkisar 51%—80%, sedangkan perbedaan presentase subdialek dengan Provinsi Sumatra Selatan dan Provinsi Kalimantan Timur berkisar 31%—50%.

Bahasa Jawa yang dituturkan di Provinsi Jawa Barat dan Banten terdiri atas empat dialek, yaitu (1) dialek Pantai Utara (Pantura), (2) dialek Cikoneng, (3) dialek Cirebon, dan (4) dialek Ciamis. Persentase perbedaan keempat dialek tersebut berkisar 51%—60,75%.

Dialek Pantura dituturkan di sepanjang pesisir utara Jawa Barat dan Banten mulai dari timur sampai ke barat, yaitu Cirebon, Majalengka, Indramayu, Karawang, Subang, Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Serang. Bahasa Jawa yang dituturkan di Provinsi Jawa Timur terdiri atas empat dialek, yaitu (1) dialek Jawa Timur, (2) dialek Osing, (3) dialek Tengger, dan (4) dialek Solo-Yogya. Persentase perbedaan antardialek itu berkisar 52—64%. Dialek Jawa Timur menyebar di sekitar Surabaya, ke arah timur sampai ke Jember, ke arah utara sampai Kabupaten Malang, dan ke arah Barat sampai Bojonegoro; dialek Osing dituturkan di Kabupaten Banyuwangi, khususnya di kecamatan Banyuwangi, Srono, dan Kalipuro; Dialek Tengger dituturkan oleh masyarakat di Tengger, khususnya di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Dialek Solo-Yogya dituturkan oleh masyarakat di Madiun dan sekitarnya sampai ke arah barat (ke Jawa Tengah).

Di luar wilayah Pulau Jawa, bahasa Jawa merupakan subdialek atau dialek jika dibandingkan dengan dialek Solo-Yogya. Perbedaan subdialek (42%) ditunjukkan oleh bahasa Jawa di Provinsi Kalimantan Timur. Adapun perbedaan dialek (52—60%) terdapat dalam perbandingannya dengan bahasa Jawa di Provinsi Jambi, Provinsi NTB, dan Provinsi Aceh. Bahasa Jawa di Provinsi Kalimantan Timur memiliki empat dialek, yaitu (1) dialek Segihan, (2) dialek Ponoragan, (3) dialek Kayungo, dan (4) dialek Karang Joang. Persentase keempat tersebut berkisar 51%—69,4%. Provinsi Jambi diidentifikasi memiliki empat dialek bahasa Jawa, yaitu (1) dialek Senyerang, (2) dialek Rantau Jaya, (3) dialek Pematang Kancil, dan (4) dialek Semarandan. Persentase perbedaan keempat tersebut berkisar 58%—66,75%. Provinsi NTB memiliki tiga dialek bahasa Jawa, yaitu (1) dialek Praya, (2) dialek Sakra, dan (3) dialek Sepayung. Persentase perbedaan ketiga dialek tersebut berkisar 51—79%. Bahasa Jawa yang dituturkan di Provinsi Sumatra Selatan diidentifikasi menjadi tiga dialek, yaitu Makarti Jaya, Gelebak Dalam-Sebubus, dan Penyandingan. Persentase perbedaan ketiga tersebut berkisar 51%—80%. Bahasa Jawa yang dituturkan di Provinsi Aceh diidentifikasi memiliki empat dialek, yaitu (1) dialek Buket Pidie, (2) dialek Alue Ie Itam, (3) dialek Sidorejo, dan (4) dialek Purwodadi. Persentase keempat tersebut berkisar 51%—80%. Bahasa Jawa yang dituturkan di Provinsi Sumatra Utara memiliki sembilan dialek, yaitu (1) dialek Bukit Mas, (2) dialek Sengon Sari, (3) dialek Buntu Pane (4) dialek Kampung Pajak (5) dialek Wonosari, (6) dialek Tuntungan I, (7) dialek Naga Kesiangan, (8) dialek Mayang, dan (9) dialek Muka Payang.