Bahasa Gayo
Provinsi Aceh

         
 

Bahasa Gayo dituturkan di Kecamatan Tanah Jambo Aye,Kabupaten Aceh Utara; Kecamatan Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang;  Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues;  Kecamatan Silih Nara, Laut Tawar, Bebesan, Bintang, dan Linge, Kabupaten Aceh Tengah; Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah (pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah); dan Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.

Bahasa Gayo terdiri atas empat dialek, yaitu (1) dialek Sarah Raja, (2) dialek Kaloi, (3) dialek Kuta Lintang, dan (4) dialek Remesan. Dialek sarah Raja dituturkan di wilayah Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara. Menurut pengakuan penduduk, dialek Sarah Raja berbatasan dengan dialek Kaloi di sebelah timur dan dialek Kuta Lintang di sebelah selatan. Dialek Kaloi dituturkan di wilayah Kecamatan Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang. Wilayah tutur dialek Kaloi berbatasan dengan wilayah dialek Remesan di sebelah barat.  Dialek Kuta Lintang (Gayo Lues) dituturkan di wilayah Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues. Dialek ini disebut juga dialek Gayo Lues karena wilayah sebarannya berada di Kabupaten Gayo Lues. Wilayah sebaran dialek Kuta Lintang berbatasan dengan wilayah penggunaan bahasa Batak di sebelah selatan dan dengan wilayah penggunaan dialek Remesan di sebelah utara. Dialek Remesan dituturkan di Kecamatan Silih Nara, Laut Tawar, Bebesan, Bintang, dan Linge, Kabupaten Aceh Tengah dan Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah. Bahasa Gayo dialek Kaloi juga dituturkan di wilayah Provinsi Sumatra Utara.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektrometri, persentase perbedaan keempat dialek tersebut berkisar 51%—80%. Isolek Gayo merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa Aceh, Batak, dan Nias.