|
Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatera Utara dituturkan di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat; Desa Sengon Sari, Kecamatan Aek Kuasan, Desa Buntu Pane, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan; Desa Kampung Pajak, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara; Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang; Desa Naga Kesiangan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai; dan Desa Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun.
Bahasa Jawa di Provinsi Sumatra Utara terdiri atas sembilan dialek, yaitu (1) dialek Bukit Mas dituturkan di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat; (2) dialek Sengon Sari dituturkan di Desa Sengon Sari, Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan; (3) dialek Buntu Pane dituturkan di Desa Buntu Pane, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan; (4) dialek Kampung Pajak dituturkan di Desa Kampung Pajak, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara; (5) dialek Wonosari dituturkan di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang; (6) dialek Tuntungan I dituturkan di Desa Tuntungan I, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang; (7) dialek Naga Kesiangan dituturkan di Desa Naga Kesiangan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai; (8) dialek mayang dituturkan di Desa Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun; dan (9) dialek Muka Payang dituturkan di Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat.
Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, persentase perbedaan kesembilan dialek tersebut berkisar 51%—80%. Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatra Utara dapat dikatakan sebagai bahasa yang sama dengan bahasa Jawa yang berada di Surakarta dan Yogyakarta sebagai bahasa Jawa induknya dengan persentase perbedaan sebesar 52% (beda dialek). Isolek Jawa merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa Batak, Melayu, Gayo, Minangkabau, dan Nias. |