|
Bahasa Sumbawa dituturkan oleh masyarakat yang berada di Pulau Sumbawa bagian barat, mulai dari Kecamatan Plampang sampai Desa Tongo di ujung paling barat Pulau Sumbawa. Bahasa itu terdiri atas empat dialek, yaitu sebagai berikut. (1) Dialek Sumbawa Besar terbentang dari barat ke timur (Kabupaten Sumbawa Besar), mulai dari Desa Seran hingga Desa Banda, kecuali di Desa Emang Lestari, Kecamatan Lunyuk dan Desa Lebangkar, Kecamatan Ropang. Penutur dialek tersebut merupakan penutur mayoritas jika dibandingkan dengan ketiga dialek yang lain. Dialek Sumbawa Besar merupakan dialek standar. Selain digunakan di pusat kekuasaan (ibu kota kabupaten), sebelum Kabupaten Sumbawa Barat dibentuk, dialek Sumba Besar digunakan juga dalam media massa, baik cetak maupun elektronik serta dalam dunia kesenian dan kesastraan, seperti cerita rakyat dan musik tradisional. (2) Dialek Taliwang dituturkan di Desa Banjar, Mura, Seminar Salit, Meraran, Air Suning, dan Mantar. (3) Dialek Jereweh dituturkan di Kecamatan Jereweh dan Desa Labuhan Lalar. (4) Dialek Tongo dituturkan di lima daerah pengamatan, yaitu di Dusun Karang Nangka Lanung (Singa), Desa Benete, Desa Tatar, Desa Tongo, Desa Emang Lestari, dan Desa Lebangkar. Persentase perbedaan antarempat dialek tersebut berkisar antara 65%--80%.
Selain berdasarkan penghitungan dialektometri, keempat dialek tersebut juga didukung oleh data secara kualitatif. Data kualitatif yang dimaksud dalam hal ini berupa realisasi vokal tinggi /i/ pada posisi silabe ultima yang berakhir konsonan bukan dorsovelar, kecuali glotal dan bilabial. Vokal tinggi /i/ dalam hal ini direalisasikan sebagai [I] oleh penutur bahasa Sumbawa dialek Sumbawa Besar, vokal [i] oleh penutur bahasa Sumbawa dialek Jereweh, vokal [ì] oleh penutur bahasa Sumbawa dialek Taliwang, dan vokal [¶] oleh penutur bahasa Sumbawa dialek Tongo. Dengan demikian, secara linguistis dialek-dialek tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai dialek [I], [i], [ì], dan [¶].
Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, bahasa Sumbawa merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dibandingkan dengan bahasa Sasak dan bahasa Bima. |