A.Bentuk
Penutur	:	duet
Tuturan	:	dinyanyikan
Iringan musik yang digunakan	:	tidak ada
Deskripsi fisik pertunjukan	:	menggunakan
Tempat Pertunjukan	:	di dalam Nuwo Sesat (rumah adat)
Dekorasi	:	kain yang digunakan sebagai penuthup dan hiasan
Kostum	:	tidak ada kostum yang spesifik biasanya hanya memakai pakaian adat karena yang menuturkan adalah utusan dari tokoh adat
Formasi	:	Ada dua penutur yang berdiri berhadap-hadapan. Dua penutur itu sebagabi yang memberi seserahan dan yang menerima seserahan. Di tengahnya terdapat wadah untuk memberi seserahan. penonton berada di belakang dua penutur tersebut. Barisan pertama diisi oleh tokoh adat.
Posisi penonton	:	teratur
Waktu Pertunjukan	:	siang
Syarat pertunjukan	:	tidak
Interaksi penutur pertunjukan dengan penonton:
		tidak ada

B.Konteks
1.Data Penutur
Nama Lengkap	:	Bastari Nuh
Tempat/Tgl.Lahir	:	Margakaya, 12 Maret 1954, --
Jenis Kelamin	:	laki-laki
Mempunyai Komunitas	:	Tidak
Jenis Penutur	:	juru cerita/pendukung aktif
Pekerjaan	:	petani
Keahlian di samping pekerjaan	:	penutur tradisi lisan selama 14 tahun
Suku bangsa	:	Lampung Pubian
Asal penutur	:	desa Margakaya, Kecamatan Pringsewu, Provinsi Lampung
Bahasa yang dikuasai	:	bahasa Indonesia, bahasa jawa, bahasa Sunda
Kondisi fisik penutur	:	ompong

2. Lingkup Penutur
Khalayak/penonton:

	Jumlah	0
	Usia	30--60 tahun
	Jenis Kelamin	laki-laki dan perempuan duduk terpisah

Tujuan Pertunjukan:
pertemuan antara toko adat, pernikahan adat

Suasana Pertunjukan:


Komunitas yang menghidupi:
lembaga adat

Infrastruktur yang tersedia:
dekat dengan tempat acara atau rumah adat

C. Isi
Deskripsi:
lain-lain

Kutipan transkrip tutur sastra lisan:
Isinya kurang lebih berupa penyerahan dan penerimaan penguton (kinangan) atau seserahan. Biasanya yang diserahnkan adalanh rokok, uang, sirih.