Cerita Sama’un adalah salah satu karya sastra tradisional yang memiliki tingkat penyebaran cukup meluas di Nusantara. Isi ceritanya diadopsi dari cerita yang terkait dengan hubungan diplomatik antara Mekah dan Mesir pada masa awal penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad SAW. Latar Mekah dan Mesir oleh para penulis naskah Nusantara disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Wawacan Sama’un memiliki tema yang sangat penting, mengingat fungsinya yang sakral dalam masyarakat Sunda. Ketertarikan masyarakat pada Wawacan Sama’un salah satunya disebabkan oleh isi atau tema tersebut. Salah satu tanda tokoh Sama’un akan menjadi orang besar adalah proses kelahirannya yang di luar kewajaran. Seorang bayi laki-laki yang baru lahir ke dunia mampu berbicara dan dapat mengislamkan kedua orang tuanya yang kafir, adalah salah satu nilai yang ingin ditanamkan orang tua yang baru mempunyai anak, kelak sifatnya meniru keberanian Sama’un dalam menegakkan keadilan dan memberantas kebatilan. Jiwa pantang menyerah, mendahulukan kepentingan umat, setia kepada rasul, penyabar, hormat kepada orang tua, dan senantiasa teguh dalam mengemban amanat adalah ciri-ciri jiwa kepemimpinan pada tokoh Sama’un.
Peneliti: Rohim