Pada halaman 2 nampak naskah di steples dan direkatkan satu kertas lagi, entah apa maksud si empunya dulu, yang jelas masyarakat sekitar tidak ada yang tahu alasannnya kenapa, Halaman 5 – 8 alas naskahnya rusak pada bagian tengah. Halaman 29 – 30 rusak dan bolong. Halaman 41— 68 alas naskah bolong-bolong. Halaman 137 – 138 rusak bolong atasnya. Halaman 144 –168 alas naskah rusak. Halaman 181 – 184 rusak pada bagian atas alas naskah. Halaman 187 – 188 rusak pada bagian tengah naskah. Halaman 203 – 204, halaman 255 – 256, halaman 273 – 274, dan halaman 279 – 280 rusak bagian atas dan bawah alas naskah. Adapun halaman 305 sampai dengan halaman 336 alas naskah kosong tidak ada tulisannya. 337 – 372 baru terdapat tulisan lagi.
Pada halaman-halaman awal menceritakan tentang fiqih pernikahan. Lalu setelah itu menceritakan tentang bab toharoh. Lalu membicaraka perihal mengurus mayat. Lalu kemudian bab istinja juga dibahas. Kemudian membahas bab wudlu. Setelah itu membahas tentang adus atau mandi besar.
Naskah Milik Juma’ali
Sebagian besat naskah yang berada di tangan Bapak Juma’ali adalah berasal dari leluhurnya yakni yang bernama Ki Lanceng. Pemiliknya sekarang merupakan pemilik yayasan TPA di Sumenep. Terdapat empat naskah yang berhasil didokumentasikan melalui proses digital. Diantaranya adalah naskah doa, naskah primbon biasa, naskah primbon obat-obatan, dan naskah primbon doa. Itulah yang dikatakan pemiliknya kepada kami.
