Naskah Serat Jati Iswara ini bentuk kidung yaitu Dangdanggula, Asmorondono, Pangkur, Sinom, dan Mijil. Cerita yang dijadikan pedoman dan teladan hidup ini diteladani oleh masyarakat sekitar Kalijati Pinggirpapas. Naskah ini ditulis di atas lontar berbahasa Jawa Kuno. Akan tetapi, oleh masyarakat Pinggir Papas, Kalianget, Sumenep dijadikan cerita saat perayaan ‘nyadar’. Dalam pembacaan kidung ini dilagukan secara bahasa Jawa, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Madura.
Jumlah halaman naskah Jati Iswara adalah sebanyak 154 kepingan lontar. Dengan lontar asli sebanyak 140 halaman dan 14 halaman lain ditulis ulang karena lontar lama kondisinya rusak berat, ditulis ulang oleh Ki Harun Al Rasyid.
Garis besar tentang naskah Jati Iswara berisi 4 bab utama tentang:
1. Bab sholat. Persoalan solat tentang menggali. Yaitu halaman
2. Yang kedua persoalan sholat. Tokoh ceritanya Jati Iswara Tanya jawab dengan Ki Maduraja tentang sholat sujud dari malam dan seterusnya
3. Pelajaran berlayar tauhid bekal berlayar
4. Palajeran. Pelayaran ke Pulo Kambangan. Pulo kambang yang terapung hakekat