Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak yang berumur 10 tahun. Ia hidup sebagai piatu karena ibunya meninggal dunia ketika melahirkan adik untuk bobo. Pada suatu hari ayah bobo datang membawa wanita yang tak pernah bobo kenal. Namun ia merasakan kenyamanan pada pelukan pertama wanita itu, hal itu tentu tidak dapat menyangkal cemburunya atas perhatian ayah kepada wanita itu. Bobo merasa cemburu dengan kehadiran wanita itu. Ia masih terbayang-bayang oleh bayang ibunya yang sudah meninggal. Suatu saat, ayahnya berkata bahwa wanita itu adalah yang akan menjadi ibunya sekarang. Bobo amat sangat kecewa, ia tidak akan bisa melampiaskan rasa sayang kepada ibunya ke wanita asing itu. Bobo menangis sejadinya, tetapi wanita mengerti dan sangat paham perasaan bobo. Wanita asing itu berniat untuk menyerah dan memilih pulang kembali ke rumahnya dimalang karena merasa bobo tidak bisa menerima kehadirannya. Pada saat wanita asing itu berpamitan, perasaan bobo sangat terguncang, ia merasa sangat kehilangan dan berat hati membiarkan wanita asing itu pergi. Lalu akhirnya perasaannya harus takluk oleh wanita asing itu, ia pun berteriak dan memanggil wanita asing itu agar tidak pergi. Suasana menjadi haru dan bobo sudah dapat menerima wanita itu sebagai ibu tirinya tepat pada hari ulang tahunnya. Ayah berkata bahwa wanita asing itu juga suka main piano seperti ibunya dulu. Pada hari ulang tahun bobo sekaligus momen haru itu, Ayahnya berjanji akan menghadiahkannya biola agar dapat bermain bersama wanita asing yang sekarang sudah menjadi ibunya itu. Lalu tiba tiba saja ia teringat paman dan bibinya yang suka bermain piano dan biola.