A.Bentuk
Penutur	:	kelompok
Tuturan	:	dinyanyikan
Iringan musik yang digunakan	:	tidak ada
Deskripsi fisik pertunjukan	:	menggunakan
Tempat Pertunjukan	:	di halaman rumah adat atau halaman rumah tempat hajatan
Dekorasi	:	menggunakan lampu pelita dan duduk di atas tikar
Kostum	:	memakai pakaian suwal cakhang
Formasi	:	Laki-laki dan perempuan duduk dipisah dengan selendang dibentangkan di antara keduanya. Posisi duduk berhadap-hadapan antara laki-laki dan perempuan dan di tengahnya ada lampu pelita. panggung berbentuk segi empat dan terdapat tiang di keempat sudutnya yang dinamakan tarub. Penonton di barisan pertama disebut sebagabi paksi yang bertugas membawahi beberapa marga.
Posisi penonton	:	teratur
Waktu Pertunjukan	:	tidak tentu/bebas
Syarat pertunjukan	:	tidak
Interaksi penutur pertunjukan dengan penonton:
		tidak ada

B.Konteks
1.Data Penutur
Nama Lengkap	:	Khalijah
Tempat/Tgl.Lahir	:	Sanggi Unggak, 10 Maret 1954, --
Jenis Kelamin	:	perempuan
Mempunyai Komunitas	:	Tidak
Jenis Penutur	:	juru cerita/pendukung aktif
Pekerjaan	:	ibu rumah tangga
Keahlian di samping pekerjaan	:	penutur sastra lisan Kias
Suku bangsa	:	Lampung
Asal penutur	:	desa Sanggi Unggak, kecamatan bandar negeri Semuong, Kabupagten Tenggamus, provinisi bandar Lampung
Bahasa yang dikuasai	:	bahasa Indonesia, bahasa Jawa
Kondisi fisik penutur	:	ompong

2. Lingkup Penutur
Khalayak/penonton:

	Jumlah	100
	Usia	20--60 tahun
	Jenis Kelamin	laki-laki dan perempuan

Tujuan Pertunjukan:
acara adat

Suasana Pertunjukan:


Komunitas yang menghidupi:
tidak ada

Infrastruktur yang tersedia:
dekat dengan tempat acara atau tempat hajatan

C. Isi
Deskripsi:
lain-lain

Kutipan transkrip tutur sastra lisan:
isinya berupa kisah muda mudi atau kisah asmara. Biasanya berkisah tentang laki-laki yang menyatakan cinta kepada perempuan namun ditolak secara halus. Saat penutur menyanyikan sastra lisan Kias, biasanya dengan suara yang membuat terenyuh karena isinya adalah kisah sedih.