Bahasa Tolaki
Provinsi Sulawesi Tenggara

    
 

Bahasa Tolaki merupakan bahasa mayoritas di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bahasa Tolaki dituturkan di Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka Timur, dan beberapa tempat di Kota Kendari. Menurut pengakuan penduduk, bahasa Tolaki berdampingan dengan bahasa Bugis di Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara; bahasa Culambacu di Kabupaten Konawe Utara dan Konawe; serta berdampingan dengan bahasa Sunda, Jawa, dan Bali di Kabupaten Konawe Selatan.

Bahasa Tolaki terdiri atas enam dialek, yaitu (1) dialek Mekongga dituturkan oleh masyarakat di Desa Patikala, Kecamatan Tolala, Kabupaten Kolaka Utara; Kelurahan Mangolo, Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka; Desa Sanggona, Kecamatan Konawe, Kabupaten Konawe; Desa Puundoho, Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan; dan Kelurahan Poli-Polia, Kecamatan Poli Polia, Kabupaten Kolaka Timur; (2) dialek Rahambuu dituturkan di Desa Lelewawo, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Kolaka Utara; (3) dialek Kodeoha dituturkan di Desa Lametuna, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolaka Utara; (4) dialek Konawe dituturkan oleh masyarakat di Kabupaten Konawe Selatan (Desa Roraya, Kecamatan Tinanggea; Desa Sabulakoa, Kecamatan Landono; Desa Laeya, Kecamatan Laeya; dan Desa Tambolosu, Kecamatan Laonti; Desa Pudambu, Kecamatan Angata); di bagian selatan Kabupaten Konawe (Desa Lolanggasumeeto, Desa Walay, dan Kelurahan Tawanga); di Kabupaten Konawe Utara (Kelurahan Wanggudu, Kecamatan Asera; Desa Mopute dan Desa Tadoloiyo, Kecamatan Oheo; dan Kelurahan Molawe, Kecamatan Molawe); (5) dialek Laromerui dituturkan di Desa Mopute, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara; dan (6) dialek Waru dituturkan di Desa Tadoloiyo, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara. Persentase perbedaan antardialek tersebut berkisar antara 56,78%—75,54%.

Hasil penghitungan dialektometri menunjukkan bahwa isolek Tolaki merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain yang ada di Sulawesi Tenggara, misalnya dibandingkan dengan bahasa Bugis dan Culambacu.

Dalam Burhanuddin (1979) disebutkan nama bahasa ini adalah Tolaki Laiwui dengan dua dialek, yaitu dialek Tolaki dan dialek Laiwui.